DeRayKha Toko Pakaian Anak di Jakarta Pusat

Beranda » Blog » Anak dan Rukun islam Bagian 3

Anak dan Rukun islam Bagian 3

Diposting pada 5 Desember 2023 oleh Admin / Dilihat: 51 kali / Kategori:

Seiring dengan misi DeRayKha.com untuk memberikan informasi yang bermanfaat terkait pendidikan anak dalam perspektif Islam, artikel kali ini melanjutkan pembahasan menarik tentang “Silsilah Fiqih Pendidikan Anak.

Pada bagian ketiga ini, kita akan menjelajahi salah satu pilar utama dalam Islam, yaitu puasa, dan bagaimana konsep ini dapat diterapkan dalam pembentukan karakter anak-anak. Informasi berharga ini kami ambil dari sumber terpercaya yaitu Pesantren Tunas Ilmu, untuk memastikan Anda mendapatkan wawasan mendalam tentang bagaimana nilai-nilai Islam dapat diintegrasikan dalam pendidikan anak-anak.

Mari kita bersama-sama menelusuri makna dan dampak positif puasa dalam membentuk kepribadian anak, sejalan dengan nilai-nilai Islam yang luhur.

Silsilah Fiqih Pendidikan Anak: Anak dan Rukun islam Bagian 3

Setelah menjelaskan tentang menegakkan shalat, maka berikutnya adalah rukun Islam ketiga yaitu:

3. Berpuasa di bulan Ramadhan

Puasa adalah ibadah ruhani sekaligus jasmani. Melalui puasa, anak akan belajar ikhlas dan tulus kepada Allah ta’ala. Ia akan merasa selalu diawasi oleh Allah saat sendiri. Ia akan terlatih menahan hasrat pada makanan, sekalipun ia lapar, juga dari minum sekalipun ia haus. Puasa akan menguatkan daya kontrol mereka terhadap segala keinganinan. Ia akan terbiasa bersabar dan tabah.

Selain itu, puasa juga melatih kepekaan dan empati anak terhadap penderitaan orang miskin. Dia bisa merasakan bagaimana susahnya menahan lapar. Sehingga dengan demikian anak akan terdorong dan terbiasa untuk membantu kaum papa.

Karenanya sangat penting melatih anak berpuasa sejak dini.

Begitulah yang dilakukan para sahabat Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam. Mereka membuat mainan saat anak-anak berpuasa, agar mereka terhibur, tanpa merasakan panjangnya hari yang mereka lalui dengan berpuasa.

Rubayyi’ binti Mu’awwidz radhiyallahu’anha menceritakan, “Pada hari Asyura, Rasulullah shallallahu ‘alaihiwasallam mengutus seseorang untuk menyampaikan pesan ke seluruh perkampungan kaum Anshar. Bahwa barangsiapa tidak berpuasa hendaklah ia menggunakan sisa harinya dengan berpuasa. Dan barang siapa yang pagi harinya telah berpuasa, hendaklah melanjutkan puasanya. Maka kami pun berpuasa dan memerintahkan anak-anak kami agar turut mengerjakannya. Kami mengajak anak-anak ke masjid dan memberinya mainan yang terbuat dari kain wol agar mereka terhibur dengannya. Jika ada salah seorang dari mereka menangis karena lapar, maka kami memberinya mainan hingga tiba waktu berbuka”. HR. Bukhari dan Muslim.

Ibn Hajar al-‘Asqalany rahimahullah menjelaskan, “Hadits ini merupakan dalil disyariatkannya melatih anak-anak berpuasa. Sebab, masa usia yang disebutkan dalam hadits tersebut belumlah sampai pada usia mukallaf (usia dibebani kewajiban), akan tetapi hal itu dilakukan sebagai bentuk latihan”.[ Fath al-Bâry (IV/257).]

Tapi ingat, jangan terlalu memaksanya! Jangan pula membebaninya di luar kemampuan. Dorong mereka dengan menyebutkan pahala dan derajat tinggi bagi orang berpuasa. Senantiasa motivasi ia agar bersabar dan kuat.

Berikan pujian dan hadiah saat mereka sungguh-sungguh berusaha, sekalipun tak sampai waktu berbuka. Biarkan ia mencicipi indah dan manisnya menahan diri dari makan dan minum, walaupun cuma setengah hari. Dan apabila ia tidak bisa berpuasa hingga maghrib, jangan diejek atau disudutkan. Nanti bisa berakibat ia kapok berpuasa. Apalagi memang seusia dia belum wajib untuk berpuasa, sebab belum baligh. Kapan anak diharuskan berpuasa?

Para ulama menjelaskan bahwa anak mulai dilatih berpuasa, saat fisiknya sudah memungkinkan. Namun bila telah berusia tujuh tahun, maka saat itu perlu lebih ditekankan untuk berpuasa. Terlebih lagi jika sudah berumur sepuluh tahun, maka saat itu anak boleh dipukul apabila tidak berpuasa dan tidak memiliki halangan. Tentunya dengan pukulan yang tidak meninggalkan bekas.

[Disadur oleh Abdullah Zaen, Lc., MA dari Mencetak Generasi Rabbani karya Ummu Ihsan Choiriyah dan Abu Ihsan al-Atsary (hal. 81-84) dengan sedikit tambahan. ] Wallahu ta’ala a’lam.

Bersambung…

Tags: , ,

Bagikan ke

Anak dan Rukun islam Bagian 3

Saat ini belum tersedia komentar.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Anak dan Rukun islam Bagian 3

Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah: