Salah satu momen yang selalu dialami oleh setiap manusia adalah: keluar rumah untuk melakukan berbagai urusan, duniawi maupun ukhrawi. Karena itulah aktivitas ini mendapatkan perhatian dalam agama kita. Islam mengajarkan berbagai adab yang semestinya diperhatikan. Salah satunya adalah membaca doa keluar rumah. Pada pertemuan sebelumnya telah dibahas salah satu redaksi doa tersebut. Berikut redaksi yang lainnya:
«اللَّهُمَّ أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ، أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ، أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ، أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيَّ»
“Allôhumma a’ûdzubika an adhilla au udholla, au azilla au uzalla, au adzlima au udzlama, au ajhala au yujhala ‘alayya”.
Dalil Landasan
Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha menuturkan,
مَا خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ بَيْتِي قَطُّ إِلَّا رَفَعَ طَرْفَهُ إِلَى السَّمَاءِ فَقَالَ: «اللَّهُمَّ أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ، أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ، أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ، أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيَّ»
“Setiap kali Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam keluar rumah, pasti beliau selalu mengangkat pandangannya ke langit seraya berdoa, “Allôhumma a’ûdzubika an adhilla au udholla, au azilla au uzalla, au adzlima au udzlama, au ajhala au yujhala ‘alayya (Ya Allah aku memohon perlindungan kepada-Mu agar (1) Tidak tersesat atau disesatkan orang lain, (2) Agar tidak tergelincir atau digelincirkan orang lain, (3) Agar tidak berbuat zalim atau dizalimi orang lain, serta (4) Agar tidak berbuat bodoh atau dibodohi orang lain)”. HR. Abu Dawud (no. 5094) dan dinilai hasan oleh Ibn Hajar al-‘Asqalâniy dalam Natâ’ij al-Afkâr (1/156).
Renungan Kandungan
Saat keluar rumah—mau tidak mau—kita akan berinteraksi dengan orang lain. Padahal mereka amat beragam, ada yang baik dan ada yang jahat. Maka agar tidak terjerumus kepada hal-hal negatif, kita sangat membutuhkan perlindungan Allah ta’ala. Karena itulah di dalam hadits di atas, kita diajari untuk memohon perlindungan kepada-Nya dari empat macam keburukan. Entah itu sebagai pelaku atau sebagai korban:
Pertama: Kesesatan
Di setiap helaan nafas, kita selalu membutuhkan hidayah dan petunjuk dari Allah. Karena itulah kita memohon perlindungan kepada-Nya dari kesesatan, atau menyesatkan orang lain, atau disesatkan orang lain. Sangat mungkin seseorang keluar rumah tanpa ada niat melakukan keburukan, namun ternyata ia bertemu orang lain yang berupaya untuk menyesatkannya. Sehingga kita sangat perlu membaca doa ini.
Kedua: Ketergelinciran
Keburukan jenis ini identik dengan ketidaksengajaan. Baik menjadi pelaku keburukan tanpa disadari, maupun menjadi korban keburukan tanpa disengaja. Itu bisa saja terjadi, karena minimnya ilmu. Seperti orang yang terjerumus kepada syirik atau riba, akibat dia tidak tahu bahwa itu adalah syirik atau riba.
Ketiga: Kezaliman
Kezaliman ini bisa menyasar tubuh seseorang, harga dirinya, hartanya, keluarganya, atau hal lainnya. Lantaran adanya potensi tersebut, maka kita pun meminta perlindungan kepada Allah agar tidak menjadi pelaku kezaliman atau menjadi korbannya.
Keempat: Kebodohan
Kebodohan bisa bermakna perilaku bodoh atau ketidaktahuan. Contoh perilaku bodoh adalah melakukan tindak memalukan yang tidak pantas di depan umum. Sedangkan ketidaktahuan itu semisal tidak mengetahui hal-hal yang seharusnya diketahui, serta tidak ada yang mengajari.
Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 11 Shafar 1445 / 28 Agustus 2023
Diringkas oleh Abdullah Zaen dari Fiqh al-Ad’iyyah wa al-Adzkâr karya Prof. Dr. Abdurrazzaq al-Badr (III/101-103) dan sumber lain.
Saat ini belum tersedia komentar.